Rabu, 15 Oktober 2014

OFFROAD

SPORT & ADVENTURE: Offroad, Menaklukan Alam Dengan 4×4 

 

Bagi sebagian orang menyusuri jalanan yang berlubang biasanya menjadi keluhan ataupun kendala tersendiri. Berbeda dengan para offroader, yang justru mencari jalan dengan medan yang tak selazimnya. Secara harfiah pengertian offroad adalah mengendarai kendaraan di luar jalan raya, apakah itu jalan tanah, lumpur, pasir, sungai, atau batuan yang masih dalam kondisi apa adanya. Atau dengan kata lain perjalanan dengan kendaraan bermotor di luar jalanan beraspal.

Indonesia Offroad Federation (IOF)
                Dikarenakan offroad lebih banyak bersentuhan dengan alam, maka tak heran jika para pecinta offroad juga adalah para pecinta alam. Seperti yang dituturkan Rony Primato, Ketua Indonesia Offroad Federation (IOF) Pengda Jogja. “Rata-rata offroader itu dulunya pecinta alam. Seperti Saya, waktu muda dulu juga sering naik gunung.”
                Awalnya, sekitar tahun 90-an, offroad bukanlah sebuah olahraga, tapi lebih mengarah pada petualangan. Dimana para anggotanya adalah orang-orang yang suka mengeksplorasi alam dengan menggunakan kendaraan. Dikarenakan banyak pula pecinta otomotif yang bergabung, maka berkembang speed offroad di tahun 1998, tambah Rony. Bebrapa diantaranya diwujudkan dalam kompetisi rally. Hingga pada akhirnya trek extrem pun menjadi tantangan selanjutnya. Dengan beragamnya kebutuhan offroader akan semua hal tersebut, terbentuklah IOF tahun 1999, di Jakarta. Dan kini telah memiliki Pengurus Daerah di 32 Propinsi di seluruh Indonesia. Di Jogjakarta sendiri, IOF Pengda Jogja terbentuk tahun 2005.
                Setidaknya ada sekitar 16 club yang menjadi anggota IOF Pengda Jogja. Beberapa diantaranya adalah Yogya American Jeep, Merapi Offroad, J-Adventure, Suzuki Jip Indonesia, Jogja Land Cruiser Club, Jip Jimny Jangkrik Club, Taft Diesel Indonesia. Untuk menjadi anggota IOF, offroader harus bergabung dulu dengan salah satu club yang menjadi anggota IOF.

Kendaraan
                Sebenarnya offroad tak terbatas pada kendaraan roda 4 saja, namun juga termasuk di dalamnya motor trail dan sepeda. Intinya sama, menjelajahi jalanan di luar jalan beraspal dengan menggunakan kendaraan.
                Mobil yang biasa digunakan untuk offroad kebanyakan berjenis mobil 4×4. Untuk  touring, SUV 4×2 masih bisa digunakan. Jika medannya sudah mengarah pada yang lebih extrim, maka harus menggunakan mobil 4×4. Pemilihan mobil biasanya banyak yang menggunakan jenis jeep. Namun, untuk mengikuti extrim offroad banyak modifikasi yang harus dilakukan pada kendaraan. Sebenarnyahampir semua jenis kendaraan berpenggerak 4 roda dapat dimodifikasi menjadi kendaraan offroad untuk medan adventure berat, dengan catatan Anda harus merogoh kocek lebih dalam.
                “Biasanya kalo beli mobil 4×4 bisa harga puluhan juta, tapi kalo mau modifikasi buat extrim bisa sampai Rp. 600 juta sampai Rp. 800 juta. Tapi, kalo yang penting bisa buat touring Rp. 200 juta cukuplah.” Demikian pengakuan Fen Saparita, yang baru saja memenangi Djarum Super 4X4 Real Adventure Offroad Seri 5 di kota Solo bulan Juli lalu. Pak Fen, sapaan akrabnya, menggeluti offroad sejak 6 tahun yang lalu. Dengan pengalaman dan kecintaannya pada offroad menjadikan pria kelahiran tahun 1963 ini tak pernah eman-eman untuk membelanjakan uang demi kemaksimalan kendaraannya.
                Di Jogjakarta sendiri sekarang sudah tersedia kelengkapan-kelengkapan yang digunakan untuk offroad. Misalnya seatbelt, roll bar, winch, juga beberapa onderdil lainnya. Kendaraan offroad biasanya memiliki bengkel tersendiri, dikarenakan membutuhkan perawatan khusus, maka tidak bisa di sembarang bengkel.

Jenis Offroad
                Beberapa macam offroad yang lazim dilakukan offroader di Indonesia antara lain:
1. Fun Offroad , jenis kegiatan ini lebih mengutamakan wisata alam, dengan medan yang biasa, dan biasanya diikuti oleh keluarga atau karyawan perusahaan, waktu yang dibutuhkan juga nggak terlalu lama.
2. Ekstrem Offroad, jenis ini lebih bersifat kompetisi dengan medan yang berat penuh tantangan, juga membutuhkan tingkat keamanan yang tinggi untuk peserta. Waktu yang dibutuhkan bisa sehari bahkan 2 hari, karena medan yang berat tersebut
3. Speed Offroad, jenis ini bersifat kompetisi kecepatan, sesuai dengan waktu yang ditentukan.
4. Adventure Offroad, jenis ini lebih bersifat petualangan alam, dengan medan yang cukup berat.
5. Touring Offroad, hampir mirip dengan Adventure Offroad, namun medannya lebih ringan. 
6. Mudding/ Mud Bogging, yaitu mengendarai di daerah berlumpur.
7. Rock Crawling, yaitu mengendarai dengan melewati medan yang berbatu besar dan terjal.
8. Rock Racing, yaitu mengendarai dengan kecepatan yang ditentukan oleh waktu, dengan menyusuri medan berbatu.

Menguras Adrenalin
                Bagi para offroader, medan yang memiliki banyak ketidaknyamanan merupakan makanan lezat. Apalagi jika diketahui medan tersebut belum pernah dilewati orang sebelumnya. “Saya dulunya juga heran, wong banyak jalan halus kok malah milihnya jalan yang berbatu, sungai, malah kadang tanjakan terjal, tapi setelah ikut ya ternyata menyenangkan,” ungkap Anna yang merupakan isteri dari Fen Saparita. Kepuasan pun akan muncul ketika offoader mampu menaklukkan medan yang sangat extreme. “Kalo cuma terguling-guling sih biasa, kalo bisa bangun lagi mobilnya dan lanjutin itu kepuasan tersendiri,” tambah Fen.
                Memang diperlukan persiapan fisik yang cukup sebelum mengikuti offroad. Karena sekalipun fun offroad, tetap saja ada medan yang terkadang tak bisa terduga. Banyak jalanan di Jogja ini yang bisa digunakan sebagai rute offroad. Untuk touring, biasanya menyusuri jalanan desa, jalanan berbatu, menyusuri daerah-daerah pegunungan di seluruh wilayah Daerah Intimewa Jogjakarta. Hutan Mangunan – Bantul, Pantai Parangtritis – Glagah, Kali Bawang – Kulon Progo, Pegunungan Menoreh, Turi – Srunen – Glagaharjo, merupak rute-rute yang sering dijelajahi para offroader.
                Dengan medan yang penuh dengan tanjakan dan turunan terjal berbatu, terkadang menyusuri sungai, melalui jalan setapak yang sangat sempit, membuat offroad memiliki sensasi luar biasa bagi penikmatnya. Untuk pengemudi pun harus benar-benar menguasai kendaraan, memiliki kemampuan berkendara yang baik, dan tentu saja memiliki feeling. Tak semua pengendara mobil, bisa menguasai kendaraan offroad. Untuk itulah IOF selalu mengadakan pelatihan bagi yang ingin bisa menguasai kendaraan offroad. Pelatihan dilakukan melalui teori dan praktek mengendarai di lapangan.
                Tentu saja jangan lupa untuk menggunakan sistem keamanan yang diperlukan, baik untuk  fun offroad ataupun touring, kelengkapan yang harus dimiliki adalah sabuk pengaman. Sedangkan untuk extrem offroad selain sabuk pengaman 3 titik, juga harus menggunakan helm, rollbar 4 titik, rollbar 6 titik, juga winch.

Solidaritas
                Dibalik kerasnya medan dan juga kendaraannya yang terkadang ‘sangar’, rata-rata offroader juga memiliki rasa persaudaraan  yang tinggi. Jika ada salah satu rekan yang mengalami masalah maka otomatis, tanpa diminta bantuan akan segera datang dari teman offroader lainnya.
                Bahkan saat terjadi bencana Merapi di tahun 2010 lalu, hanya kendaraan-kendaraan offroad yang mampu menembus daerah-daerah rawan bencana, yang tidak dapat dilewati oleh kendaraan biasa. Hingga akhirnya banyak offroader yang menjadi sukarelawan. Fen Saparita dan Christ Sastrow, beberapa diantaranya yang rela membantu proses evakuasi warga kurang lebih 2 bulan lamanya di Merapi.
                Oleh karenanya Di bidang sosial kemasyarakatan, IOF memiliki sebuah gerakan komunitas bernama IOF Peduli. IOF Peduli berpartisipasi aktif memberikan bantuan transportasi logistik dan pertolongan di daerah-daerah yang terkena bencana alam seperti tsunami di Aceh, gempa bumi di DI Yogyakarta dan Jawa Tengah, tsunami di Pangandaran serta tanah longsor di Sumatra Utara.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar